Sebelumnya tulisan ini pertama kali saya publikasikan di notes facebook pada hari Minggu, 6 Juni 2010
Hanya ingin berbagi logika cerita saja dengan kalian. Semester kemarin benar-benar melelahkan bagi saya, dan mungkin bagi kalian semua. Tapi dibalik itu semua ternyata tekanan itu memberikan saya banyak inspirasi dan pemikiran baru. Bisa dibilang hal baru yang saya dapatkan setelah adu argumentasi dengan seseorang ahlinya.
Kalian bisa tebak sendiri itu siapa ^o^
Pelajaran Hidup..
Berbagi Rasa..
Perang Prinsipil
Adu Argumen..
Semua puncaknya saya alami disaat akhir-akhir bulan Mei
Berlinangan air mata pun tak luput dari semua prosesi ini.
19 tahun yang saya jalani akhir-akhir ini semakin berwarna.
Kedekatan dengan orang-orang disekitar saya yang selalu memberikan dukungan tanpa diminta.
Orang tua, sahabat, dan tentunya si pemberi semangat yang bisa membuat saya sampai menangis karena terharu sama perhatiannya itu...
Tulisan dibawah ini entah ada hubungannya atau tidak dengan sambutan diatasnya.
Saya hanya ingin menulis sedikit kegilaan saya karena hal-hal dibawah ini sepertinya ingin dibagi.
Harapan saya semoga anda tidak ikut menggila bersama saya.
Kalau ternyata hal itu membuat anda menggila itu bukan salah saya.
Salahkan anda yang ingin tetap membaca. ^_^.
***
Kalian pernah dengar tentang sebuah pandangan hidup bukan?
Bagaimanakah sebuah pandangan hidup yang baik menurut kalian?
Perspektif apa yang harus dicari dari setiap manusia yang akan menjalani hidupnya
Menjalani dan mempertahankan hidup lebih tepatnya.
Apakah hanya sebuah istilah Hidup Untuk Belajar
Bagaimanakah sebuah pandangan hidup yang baik menurut kalian?
Perspektif apa yang harus dicari dari setiap manusia yang akan menjalani hidupnya
Menjalani dan mempertahankan hidup lebih tepatnya.
Apakah hanya sebuah istilah Hidup Untuk Belajar
Ataukah sebaliknya Belajar Untuk Hidup
Lalu dengan adanya berbagai macam perspektif itu, hal yang dibutuhkan lainnya adalah pedoman.
Pedoman Hidup...
Lalu bedakah dengan Pandangan Hidup?
Terlihat rumit bagi saya untuk menerima ini..
Entah karena keterbatasan dari otak saya
Ataupun tuntutan ini belum waktunya memaksa saya mengenalnya tapi terpaksa mengenalnya
Saya tidak menyalahkan kehadiran berbagai persepsi itu
Mungkin saja itu semua hanya wacana pembelajaran baru yang harus saya terima
Hanya perlu filtrasi untuk memasukkannya kedalam otak saya ini
Satu lontaran kalimat yang mengusik saya
"Yang Mahal itu GAYA HIDUP, bukan BIAYA HIDUP"
Kalimat diatas seperti membuat saya sadar akan berbagai hal.
Sebuah tamparan yang cukup keras saya terima dari kalimat itu.
Menyadari bahwa saya seperti tidak pernah melihat kebawah.
Hidup...
Adakah yang salah tentang sebuah kehidupan
Dimana semua manusia berbagi rasa, cipta, dan karsanya
Untuk meraih kebahagiaannya masing-masing.
"Kalau kita berlayar, jangan biarkan angin yang mengatur arah kita, tetapi kita yang mengatur arah angin kemana kita berlayar"
Ya... satu lontaran kalimat yang lainnya..
Hidup memang bagaikan sebuah pelayaran panjang yang tak berujung
Kehidupan memang sudah selayaknya kita yang mengatur
Tuhan boleh punya skenario yang sudah ada
Tapi manusia diminta untuk berusaha sebaik-baiknya menjadi pemeran utama yang handal
Bagaimana caranya agar kehidupan itu menjadi indah dengan caranya masing-masing.
Hidup untuk Belajar bagi saya adalah kurang tepat
Bagi saya Belajar untuk Hidup adalah hal utama
sedikit beda memang jika hanya sekilas kalian membacanya
tetapi maknanya jauh berbeda...
Kita lihat jika Hidup Untuk Belajar
Maka kehidupan yang kita jalani ini semata-mata hanya diperuntukkan untuk belajar hal-hal baru, belajar hal-hal penting kehidupan, intinya adalah selalu belajar.
Hidup hanya untuk belajar bukan untuk lainnya.
Kita bandingkan dengan Belajar Untuk Hidup.
Hidup itu penuh dengan berbagai lika-liku kehidupannya.
Dimana labirin dan lorong-lorong masalah selalu mengelilingi setiap manusia.
Dengan Belajar Untuk Hidup manusia bisa menempatkan keadaannya, posisinya sebagaimana mestinya.
Mempelajari hal-hal baru sebagai penunjang hidup agar lebih baik adalah poin utama pembedanya.
Kita tidak lagi dipaksa untuk melihat hidup yang monoton hanya untuk belajar, tetapi belajar untuk meminimalisir kehidupan yang monoton itu sendiri.
Demikian sekilas pemikiran yang saya punya.
Terima kasih untuk seseorang yang telah menginspirasi saya untuk menulis ini.
Terima kasih pula untuk kalian yang membacanya.
Hidup memang bagaikan sebuah pelayaran panjang yang tak berujung
Kehidupan memang sudah selayaknya kita yang mengatur
Tuhan boleh punya skenario yang sudah ada
Tapi manusia diminta untuk berusaha sebaik-baiknya menjadi pemeran utama yang handal
Bagaimana caranya agar kehidupan itu menjadi indah dengan caranya masing-masing.
Hidup untuk Belajar bagi saya adalah kurang tepat
Bagi saya Belajar untuk Hidup adalah hal utama
sedikit beda memang jika hanya sekilas kalian membacanya
tetapi maknanya jauh berbeda...
Kita lihat jika Hidup Untuk Belajar
Maka kehidupan yang kita jalani ini semata-mata hanya diperuntukkan untuk belajar hal-hal baru, belajar hal-hal penting kehidupan, intinya adalah selalu belajar.
Hidup hanya untuk belajar bukan untuk lainnya.
Kita bandingkan dengan Belajar Untuk Hidup.
Hidup itu penuh dengan berbagai lika-liku kehidupannya.
Dimana labirin dan lorong-lorong masalah selalu mengelilingi setiap manusia.
Dengan Belajar Untuk Hidup manusia bisa menempatkan keadaannya, posisinya sebagaimana mestinya.
Mempelajari hal-hal baru sebagai penunjang hidup agar lebih baik adalah poin utama pembedanya.
Kita tidak lagi dipaksa untuk melihat hidup yang monoton hanya untuk belajar, tetapi belajar untuk meminimalisir kehidupan yang monoton itu sendiri.
Demikian sekilas pemikiran yang saya punya.
Terima kasih untuk seseorang yang telah menginspirasi saya untuk menulis ini.
Terima kasih pula untuk kalian yang membacanya.
No comments:
Post a Comment