Salah satu cerita dari sekian cerita cinta yang terbungkus rapi dalam Kumpulan Buku Kepada Cinta.
Created by Riri Sardjono dikutip dari Buku Kepada Cinta "True Love Keeps No Secret
Hi, Fai
Apa Kabar?
Apa kamu masih terjebak dalam dilema lebih baik tidak menikah daripada menikah tanpa cinta?
Walaupun kamu ngerasa nyaman banget dengan seseorang, bersamaan dengan itu kamu juga meragukan kadar cinta yang kamu miliki?
Kenapa, Fai?
Kenapa kamu bisa memiliki perasaan nyaman tanpa mampu menumbuhkan cinta?
Fai,
Kenapa kamu nggak pernah mau bercermin dari aku?
Aku adalah contoh hidup dari dilema yang sedang kamu hadapi.
Berbeda dengan kamu, saat memutuskan pacaran aku hanya bermodalkan rasa suka.
Kemudian, aku memutuskan menikah dengan logika.
Kamu tahu itu, Fai?
Tapi, apa kamu tahu kalau perasaan nyaman yang aku rasakanlah yang menjadi salah satu hal logis yang menurutku perlu aku pertimbangkan.
Kenapa?
Nggak tau, Fai
Tapi, saat itu, aku berpikir bahwa cinta yang menggebu-gebu bisa membutakan.
Tapi perasaan nyaman adalah pupuk cinta itu sendiri
Tapi...
Semakin dekat dengan hari pernikahan, aku malah semakin mendengar orang melontarkan ucapan seperti ini : " Emang enak kawin?" atau " Nikmati masa bulan madu kamu nanti karena setelah itu,,, welcome to the hell. Apalagi kalau kamu langsung hamil."
Dan yang paling seram adalah pernyataan Mbak Ani yang bilang " Gue menjalani pernikahan gue, bukan menikmatinya."
Menjalani, Fai
Seolah-olah, pernikahan hanya memberikan dua pilihan bagi kita : bercerai atau terpaksa menjalaninya.
Apalagi kalau keburu punya anak.
Fai,
Waktu itu, aku takut banget.
Aku pikir, ngapain terikat dalam sebuah hubungan seumur hidup kalau kita nggak bisa menikmatinya?
Menurutku, itu adalah bentuk lain dari bunuh diri.
Tapi, beberapa orang bilang, " That's life, Dear."
Yup, Fai, that's life.
Dan, aku mau enjoying my life
Apa itu mungkin terjadi dalam pernikahan, Fai?
Atau, pertanyaan yang lebih tepat adalah, apakah pernikahan bisa dijadikan sebagai media untuk menemukan kebahagiaan?
Mungkin.
Kalau nggak, kenapa hampir seluruh penduduk bumi kawin?
Atau, sebenarnya, manusia sebegitu bodohnya hingga dengan sadar membiarkan dirinya masuk ke dalam perangkap yang sejak zaman nenek moyang telah diketahui sebagai penjara hidup. Apalagi, untuk kaumku, Fai.
Perempuan.
Hmmm...
Kayaknya, aku tahu apa yang timbul di dalam kepala kamu saat membaca dua paragraf terakhir dari tulisanku di atas. Sebuah pertanyaan. Kenapa aku tetap memutuskan menikah?
Jawabannya simpel, Fai.
Karena aku nggak punya nyali untuk membatalkan sebuah rencana yang melibatkan semua orang yang berkuasa mengeluarkan aku dari daftar silsilah keluarga dengan alasan :
TELAH MENCORENG NAMA BAIK KELUARGA.
Well, runway bride cuma bisa terjadi di Amerika, kan, Fai?
Jadi...
Kalau rasa nyaman, bibit, bebet, dan bobot adalah pertimbangan logis pada awalnya, kesadaran akan efek dari tindakan membatalkan pernikahan menjadi pertimbangan logis berikutnya.
So
here I am, Fai
Dengan sadar, aku telah mengubah status diriku di KTP dari lajang menjadi kawin.
Dan, aku mulai menyiapkan diriku untuk masuk ke dalam fase paling membosankan ke dalam hidupku, Fai. Menjadi seorang istri.
Seperti nasihat Mbak Ami, aku pun berusaha meyakini diriku untuk menjalaninya.
Bahkan menikmatinya. " Nggak usah muluk-muluk." begitu saran Mbak Ami.
"Udah bagus nggak cerai atau jadi korban kekerasan dalam rumah tangga."
Anyway
Aku menikah berdasarkan logika, kan?
Tapi ternyata, dalam perjalanannya, aku menemukan sesuatu yang menajubkan telah terjadi, Fai.
Bahwa :
I'm in love with my husband...
Saat menyadari kalau beberapa kali dia telah ngebiarin aku tetap tidur saat dia sudah bangun pagi.
Dia cuci muka, terus bikinin aku teh hangat.
I'm in love with my husband...
Saat aku lagi masak dan tanpa bertanya dia langsung mengambil beras, mencucinya, dan masak di rice cooker
I'm in love with my husband...
Saat aku nggak bisa masak tetap ngotot nyoba masak buat dia. Aku mencoba masakan dengan bahan instan, seperti sosis, chicken nugget, daging asap, kentang goreng, mi instan, bahkan sop asparagus, yang tinggal dicemplung di air mendidih. Kemudian, dia komentar, "Aku senang makan kenyang, tapi istriku nggak usah capek. Ternyata orang bule memang pintar , ya. Mereka nyiptain masakan siap saji dan siap diangetin doang. Soalnya, aku butuh istri bukan cuma buat masak doang."
I'm in love with my husband...
Saat pagi sebelum berangkat kerja dia bilang, " Biar aku yang nyuci jeans dan semua pakaian yang berat. Kamu nyuci yang ringan-ringan saja, ya."
I'm in love with my husband...
Karena setiap akhir bulan dia transfer semua gajinya ke rekeningku dan bilang, "Aku, tuh boros banget. Makanya kamu yang ngatur keuangan kita, ya". Dan saat aku tunjukin jumlah uang tabungan di bank, dia langsung tertegun dan bertanya, "Kamu nabung sebanyak ini? Raut mukanya terlihat sedih saat dia bilang, "Kamu boleh, kok, belanja, beli baju atau melakukan sesuatu. Jangan hanya dipakai buat kebutuhan sehari-hari dan sisanya ditabung. Aku, kan, senang kalau bisa ngebeliin kamu barang-barang yang kamu suka".
I'm in love with my husband...
Saat di ngajak aku beli ponsel baru, tapi aku tolak dengan alasan baru membeli laptop dan itu berarti tabungan berkurang. Terus, dia bilang, " Aku sedih nggak bisa beliin istriku ponsel baru yang mahal."
I'm in love with my husband...
Saat beberapa orang pria di dekat rumah sempat gangguin aku, reaksi dia adalah mencari orang keamanan kompleks dan bilang, " Gue nggak mau ada siapa pun yang ganggu istru gue. Kalo elo nggak bisa nyelesain ini dengan cara lo, gue akan menyelesaikan ini dengan cara gue".
I'm in love with my husband...
Saat aku melihat hasil test pack-ku yang kesejuta kalinya dan berkata " Aku Gagal hamil lagi." Dia ketawa sambil ngejitak kepalaku. Kemudian bilang, " Kita coba buat anak lagi, yuk?"
I'm in love with my husband... and I want continue in love with him in many ways
Fai,
Rasa nyaman itu sudah berubah menjadi rasa cinta!
Padahalm suamiku nggak pernah ngasih candlelight dinner
atau ngasih aku bunga.
atau ngasih aku puisi cinta.
atau ngasih aku kartu Valentine yang romantis.
atau ngasih aku berlian.
atau ngasih aku surprise dengan ngajak nonton opera.
Dia cuma bikinin aku teh, nyuci celana jeans, nyuci beras, atau percayan uangnya ke aku.
Tapi, kata Mbak Ami, " Jelas aja. Elo kan, baru kawin dua tahun. Coba, deh, kalo udah kawin selama lima tahun. Gue pengen denger lomentar lo."
Fai,
Masa, sih, suamiku nggak mau nyuci jeans setelah lima tahun?
Masa, sih, suamiku nggak mau nyuci beras selama lima tahun?
Masa, sih, suamiku nggak mau percayain uangnya ke aku lagi setelah lima tahun?
Atau
Masa, sih, aku nggak bisa menghargai hal-hal kecil yang dia lakukan setelah lima tahun?
Marriages maybe made in heaven, but a lot of the details have to be worked out here on earth
Dan, di Bumi,
segalanya adalah sesuatu yang nyata, Fai.
Bahkan, cinta.
Seperti dialog Meryl Streep dalam salah satu adegan fulm Prime, "Love is work."
Perlu sebuah usaha untuk mencintai
Perlu sebuah usaha untuk merasa jatuh cinta
Perlu sebuah usaha untuk dicintai
Tapi menurutku, yang paling penting adalah, perlu sebuah usaha untuk bisa menghargai.
So, apa sih, cinta?
Kamu bisa mengartikan cinta dengan ap saja, Fai.
Tapi, satu yang harus kamu sadari, cinta bisa datang dari hal yang sangat sederhana.
Bagiku, cinta adalah... When your man look at you as a person. Not a partner, not a wife, not a mother of his child, not even a woman. But a person.
Kalau kita melihat seseorang sebagai "seseorang", itu berarti kita akan memberi penghargan kan segala perbedaan yang ada diantara diri kita dan dirinya.
Fai,
Aku menikah tanpa cinta.
Tapi, dalam perjanannya, suamiku telah berhasil membuatku jatuh cinta karena aku merasa dicintai.
Karena aku merasa dibiarkan menjadi diriku yang berbeda dengan dirinya.
Karena aku merasa dia menghargai, bahkan untuk sekobokan beras yang ku cuci untuknya.
Fai,
Apakah aku nggak bisa membuat suamiku jatuh cinta denganku karena dia merasa dicintai?
Karena dia merasa diberi ruang, bahkan untuk meragukan perasaannya untukku?
Karena aku menghargai dirinya yang merasa nyaman denganku dan hanya merasa nyaman?
Fai,
Mungkin, sekali kamu harus mencoba untuk berhenti melogikakan cinta.
Mungkin, sebaliknya, kamu belajar untuk menikmatinya saja
Dan, terutama, membiarkannya di datang menyapa hatimu.
Seperti yang aku lakukan selama dua tahun ini dalam perjalanan perkawinan kita.
Happy Anniversary, Faizan
Love,,
Adita
Apa Kabar?
Apa kamu masih terjebak dalam dilema lebih baik tidak menikah daripada menikah tanpa cinta?
Walaupun kamu ngerasa nyaman banget dengan seseorang, bersamaan dengan itu kamu juga meragukan kadar cinta yang kamu miliki?
Kenapa, Fai?
Kenapa kamu bisa memiliki perasaan nyaman tanpa mampu menumbuhkan cinta?
Fai,
Kenapa kamu nggak pernah mau bercermin dari aku?
Aku adalah contoh hidup dari dilema yang sedang kamu hadapi.
Berbeda dengan kamu, saat memutuskan pacaran aku hanya bermodalkan rasa suka.
Kemudian, aku memutuskan menikah dengan logika.
Kamu tahu itu, Fai?
Tapi, apa kamu tahu kalau perasaan nyaman yang aku rasakanlah yang menjadi salah satu hal logis yang menurutku perlu aku pertimbangkan.
Kenapa?
Nggak tau, Fai
Tapi, saat itu, aku berpikir bahwa cinta yang menggebu-gebu bisa membutakan.
Tapi perasaan nyaman adalah pupuk cinta itu sendiri
Tapi...
Semakin dekat dengan hari pernikahan, aku malah semakin mendengar orang melontarkan ucapan seperti ini : " Emang enak kawin?" atau " Nikmati masa bulan madu kamu nanti karena setelah itu,,, welcome to the hell. Apalagi kalau kamu langsung hamil."
Dan yang paling seram adalah pernyataan Mbak Ani yang bilang " Gue menjalani pernikahan gue, bukan menikmatinya."
Menjalani, Fai
Seolah-olah, pernikahan hanya memberikan dua pilihan bagi kita : bercerai atau terpaksa menjalaninya.
Apalagi kalau keburu punya anak.
Fai,
Waktu itu, aku takut banget.
Aku pikir, ngapain terikat dalam sebuah hubungan seumur hidup kalau kita nggak bisa menikmatinya?
Menurutku, itu adalah bentuk lain dari bunuh diri.
Tapi, beberapa orang bilang, " That's life, Dear."
Yup, Fai, that's life.
Dan, aku mau enjoying my life
Apa itu mungkin terjadi dalam pernikahan, Fai?
Atau, pertanyaan yang lebih tepat adalah, apakah pernikahan bisa dijadikan sebagai media untuk menemukan kebahagiaan?
Mungkin.
Kalau nggak, kenapa hampir seluruh penduduk bumi kawin?
Atau, sebenarnya, manusia sebegitu bodohnya hingga dengan sadar membiarkan dirinya masuk ke dalam perangkap yang sejak zaman nenek moyang telah diketahui sebagai penjara hidup. Apalagi, untuk kaumku, Fai.
Perempuan.
Hmmm...
Kayaknya, aku tahu apa yang timbul di dalam kepala kamu saat membaca dua paragraf terakhir dari tulisanku di atas. Sebuah pertanyaan. Kenapa aku tetap memutuskan menikah?
Jawabannya simpel, Fai.
Karena aku nggak punya nyali untuk membatalkan sebuah rencana yang melibatkan semua orang yang berkuasa mengeluarkan aku dari daftar silsilah keluarga dengan alasan :
TELAH MENCORENG NAMA BAIK KELUARGA.
Well, runway bride cuma bisa terjadi di Amerika, kan, Fai?
Jadi...
Kalau rasa nyaman, bibit, bebet, dan bobot adalah pertimbangan logis pada awalnya, kesadaran akan efek dari tindakan membatalkan pernikahan menjadi pertimbangan logis berikutnya.
So
here I am, Fai
Dengan sadar, aku telah mengubah status diriku di KTP dari lajang menjadi kawin.
Dan, aku mulai menyiapkan diriku untuk masuk ke dalam fase paling membosankan ke dalam hidupku, Fai. Menjadi seorang istri.
Seperti nasihat Mbak Ami, aku pun berusaha meyakini diriku untuk menjalaninya.
Bahkan menikmatinya. " Nggak usah muluk-muluk." begitu saran Mbak Ami.
"Udah bagus nggak cerai atau jadi korban kekerasan dalam rumah tangga."
Anyway
Aku menikah berdasarkan logika, kan?
Tapi ternyata, dalam perjalanannya, aku menemukan sesuatu yang menajubkan telah terjadi, Fai.
Bahwa :
I'm in love with my husband...
Saat menyadari kalau beberapa kali dia telah ngebiarin aku tetap tidur saat dia sudah bangun pagi.
Dia cuci muka, terus bikinin aku teh hangat.
I'm in love with my husband...
Saat aku lagi masak dan tanpa bertanya dia langsung mengambil beras, mencucinya, dan masak di rice cooker
I'm in love with my husband...
Saat aku nggak bisa masak tetap ngotot nyoba masak buat dia. Aku mencoba masakan dengan bahan instan, seperti sosis, chicken nugget, daging asap, kentang goreng, mi instan, bahkan sop asparagus, yang tinggal dicemplung di air mendidih. Kemudian, dia komentar, "Aku senang makan kenyang, tapi istriku nggak usah capek. Ternyata orang bule memang pintar , ya. Mereka nyiptain masakan siap saji dan siap diangetin doang. Soalnya, aku butuh istri bukan cuma buat masak doang."
I'm in love with my husband...
Saat pagi sebelum berangkat kerja dia bilang, " Biar aku yang nyuci jeans dan semua pakaian yang berat. Kamu nyuci yang ringan-ringan saja, ya."
I'm in love with my husband...
Karena setiap akhir bulan dia transfer semua gajinya ke rekeningku dan bilang, "Aku, tuh boros banget. Makanya kamu yang ngatur keuangan kita, ya". Dan saat aku tunjukin jumlah uang tabungan di bank, dia langsung tertegun dan bertanya, "Kamu nabung sebanyak ini? Raut mukanya terlihat sedih saat dia bilang, "Kamu boleh, kok, belanja, beli baju atau melakukan sesuatu. Jangan hanya dipakai buat kebutuhan sehari-hari dan sisanya ditabung. Aku, kan, senang kalau bisa ngebeliin kamu barang-barang yang kamu suka".
I'm in love with my husband...
Saat di ngajak aku beli ponsel baru, tapi aku tolak dengan alasan baru membeli laptop dan itu berarti tabungan berkurang. Terus, dia bilang, " Aku sedih nggak bisa beliin istriku ponsel baru yang mahal."
I'm in love with my husband...
Saat beberapa orang pria di dekat rumah sempat gangguin aku, reaksi dia adalah mencari orang keamanan kompleks dan bilang, " Gue nggak mau ada siapa pun yang ganggu istru gue. Kalo elo nggak bisa nyelesain ini dengan cara lo, gue akan menyelesaikan ini dengan cara gue".
I'm in love with my husband...
Saat aku melihat hasil test pack-ku yang kesejuta kalinya dan berkata " Aku Gagal hamil lagi." Dia ketawa sambil ngejitak kepalaku. Kemudian bilang, " Kita coba buat anak lagi, yuk?"
I'm in love with my husband... and I want continue in love with him in many ways
Fai,
Rasa nyaman itu sudah berubah menjadi rasa cinta!
Padahalm suamiku nggak pernah ngasih candlelight dinner
atau ngasih aku bunga.
atau ngasih aku puisi cinta.
atau ngasih aku kartu Valentine yang romantis.
atau ngasih aku berlian.
atau ngasih aku surprise dengan ngajak nonton opera.
Dia cuma bikinin aku teh, nyuci celana jeans, nyuci beras, atau percayan uangnya ke aku.
Tapi, kata Mbak Ami, " Jelas aja. Elo kan, baru kawin dua tahun. Coba, deh, kalo udah kawin selama lima tahun. Gue pengen denger lomentar lo."
Fai,
Masa, sih, suamiku nggak mau nyuci jeans setelah lima tahun?
Masa, sih, suamiku nggak mau nyuci beras selama lima tahun?
Masa, sih, suamiku nggak mau percayain uangnya ke aku lagi setelah lima tahun?
Atau
Masa, sih, aku nggak bisa menghargai hal-hal kecil yang dia lakukan setelah lima tahun?
Marriages maybe made in heaven, but a lot of the details have to be worked out here on earth
Dan, di Bumi,
segalanya adalah sesuatu yang nyata, Fai.
Bahkan, cinta.
Seperti dialog Meryl Streep dalam salah satu adegan fulm Prime, "Love is work."
Perlu sebuah usaha untuk mencintai
Perlu sebuah usaha untuk merasa jatuh cinta
Perlu sebuah usaha untuk dicintai
Tapi menurutku, yang paling penting adalah, perlu sebuah usaha untuk bisa menghargai.
So, apa sih, cinta?
Kamu bisa mengartikan cinta dengan ap saja, Fai.
Tapi, satu yang harus kamu sadari, cinta bisa datang dari hal yang sangat sederhana.
Bagiku, cinta adalah... When your man look at you as a person. Not a partner, not a wife, not a mother of his child, not even a woman. But a person.
Kalau kita melihat seseorang sebagai "seseorang", itu berarti kita akan memberi penghargan kan segala perbedaan yang ada diantara diri kita dan dirinya.
Fai,
Aku menikah tanpa cinta.
Tapi, dalam perjanannya, suamiku telah berhasil membuatku jatuh cinta karena aku merasa dicintai.
Karena aku merasa dibiarkan menjadi diriku yang berbeda dengan dirinya.
Karena aku merasa dia menghargai, bahkan untuk sekobokan beras yang ku cuci untuknya.
Fai,
Apakah aku nggak bisa membuat suamiku jatuh cinta denganku karena dia merasa dicintai?
Karena dia merasa diberi ruang, bahkan untuk meragukan perasaannya untukku?
Karena aku menghargai dirinya yang merasa nyaman denganku dan hanya merasa nyaman?
Fai,
Mungkin, sekali kamu harus mencoba untuk berhenti melogikakan cinta.
Mungkin, sebaliknya, kamu belajar untuk menikmatinya saja
Dan, terutama, membiarkannya di datang menyapa hatimu.
Seperti yang aku lakukan selama dua tahun ini dalam perjalanan perkawinan kita.
Happy Anniversary, Faizan
Love,,
Adita
***
Hanya sebuah surat cinta, tapi begitu bermakna.
Perempuan yang menyadari dirinya larut dalam sebuah perjalanan cinta
Menikmati setiap detik rasa kebersamaan dengan teman hidupnya, baginya kebahagian.
Menemukan sebuah kebahagiaan yang seperti itu mungkin adalah impian para perempuan diluar sana. Bagi mereka setiap detiknya benar-benar bermakna.
Ketika seseorang yang mencintai kita bukan hanya mencintai sebatas fisiknya, tapi segalanya.
Ketika seseorang yang mencintai kita bukan hanya mencintai sebatas fisiknya, tapi segalanya.
Dicintai dengan penuh rasa penghormatan adalah kebahagian luar biasa untuk para perempuan.
Tuhan, itu hanyalah sebuah surat ungkapan kebahagian perempuan bernama Adita.
Rangkaian tulisannya membuat diriku ingin merasakan hal yang serupa.
Bisakah aku ditempatkan dalam posisi yang sama sepertinya?
Atau mendapatkan posisi yang luar biasa lebih bahagia dari Adita punya?
Tuhan, aku hanya ingin sederhana dicinta, tapi begitu bermakna di jiwa.
No comments:
Post a Comment