Sunday, October 18, 2009

Sejenak terdiam karena kehadirannya untuk melupakanmu

Aku baru saja mengenalnya disaat aku sedang mencoba merelakan dirimu
Yang aku tahu dia hanyalah seorang yang lebih dewasa dariku, hanya itu.
Tak pernah terpikirkan sedikitpun dalam benakku untuk berada lebih dekat dengannya.
Mencoba menjalani hari-hari biasa saja dengan sedikit terseok-seok melupakanmu aku dibuatnya hangat.
Caranya membuatku tabah mengahadapi setiap cobaan hidup yang aku tempuh.

Banyak pelajaran yang aku temukan setiap kali aku bertukar pikiran dengannya.
Aku harap aku bisa biasa saja

Kebaikannya mungkin membuat semua wanita yang di dekatnya salah memahami keadaan.
Aku sudah tahu itu lebih dulu, dan aku tak mau tahu pula.
Bukan maksud aku untuk mencintainya

Aku hanya berfikir bahwa dia hanya pelarianku sejenak karena dirimu.
Aku hanya gadis kecil dimatanya, tak lebih dari apapun.
Bila aku memastikan aku dewasa mungkin ia akan tertawa.

Ya tawanya itu!!

Senyumannya...

Tatapan matanya...

Membuatku luluh lantah dibuatnya...

Dia bagaikan seorang malaikat penolong yang selalu ada ketika segalanya berantakan dalam hari-hariku
Aku tahu aku bukan wanita rupawan dan sempurna begitu pula dengan dia.
Tapi aku tahu wanita sepertiku berhak untuk mencintai siapapun tanpa syarat.
Begitu pula ketika aku berhak untuk mencintainya.
Rasa ini tidak ada satupun yang bisa melarangnya.
Walaupun aku tahu dia masih cinta wanitanya yang dulu itu.
Aku mengerti seberapa cinta dirinya dengan wanitanya yang dulu itu.
Begitupula cintaku dengan dirinya.
Aku rasa kita memahami satu sama lain tentang rasa ini.
Merelakan orang-orang yang kita cintai mencintai orang lain.
Mengapa kita tak mencintai saja
Aku cinta kau dan Kau cinta aku
Begitu sulit
Apa mungkin dirinya berfikir yang sama denganku
Apa mungkin hanya aku saja yang terlalu salah mengartikan segala kebaikannya itu.
Segalanya mungkin saja terjadi

Tapi aku harap aku tidak memaksaan rasa ini
Karena aku tahu dirinya masih cinta wanitanya itu walau aku sudah merelakan dirimu